“PERSIAPAN PEMBUKAAN AREAL TANAMAN
PERKEBUNAN “
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyiapan
lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen
lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan
dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyipan lahan digolongkan menjadi 3 cara,
yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual.
Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan
terhadap semak belukar dan padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat
tertentu agar tidak mengganggu ruang tumbuh tanaman.Pengolahan tanah,
dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul atau
membajak (sesuai dengan kebutuhan).
1.2.Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar tindakan/pekerjaan berikutnya mudah dilakukan karena lahan telah bersih dari rumput, semak dan belukar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
|
Didalam
pembukaan lahan areal yang dibuka berupa hutan primer, hutan sekunder. Oleh
karena itu berdasarkan kriteria hutan yang ada dan intensitas pekerjaan yang
harus dikerjakan maka dapat digolongkan hutan berat, hutan sedang, dan hutan
ringan. (prasetyo, dkk, 2008)
Dalam membuka
lahan ini memerlukan perencanaan yang matang, sehingga lahan setelah
dibukadapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan selama mungkin.
Dalam membuka lahan
ini perlu juga diperhatikan faktor lingkungan . Topografinya perlu diperhatiakan tingkat kecuramannya berapa persen jikalebih dari 30 puluh persen perlu dipertimbangkan pula alat-alat pengolahan tanahnya.termasuk jenis tanahnya bebatuan, reingan untuk diolah atau
berat sehing hal-hal seperti tesebut dsiatasakan
menjadi pertimbangan dalam membuka lahan.
DENGAN TUJUAN KONDISI LAHAN IDEAL
YANG DIPERLUKAN
:
Tanah gembur, subur, tidak mudah tergenang air / drainase yang baik.
Memiliki cukup bahan organik.
Areal yang memiliki persediaan air (sumber air) yang cukup
Sinar Matahari penuh (tidak ternaungi pohon atau bangunan yang tinggi)
Tanah gembur, subur, tidak mudah tergenang air / drainase yang baik.
Memiliki cukup bahan organik.
Areal yang memiliki persediaan air (sumber air) yang cukup
Sinar Matahari penuh (tidak ternaungi pohon atau bangunan yang tinggi)
MANFAAT PENGOLAHAN LAHAN / SAAT PEMBUKAAN AREAL
Memperbaiki Struktur Tanah.
Memperbaiki Aerasi Tanah.
Membunuh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Menghambat tumbuhnya gulma.
Melancarkan Drainase (pemasukan dan pembuangan air)
JENIS
PENGOLAHAN LAHAN
a. Olah
Tanah Konvensional / Sempurna
Merupakan
sistem pengolahan yang umumnya dilakukan petani dengan cara dibajak dan digaru
secara manual maupun mekanis agar tanah menjadi lebih gembur, subur dan mudah
ditanami.
b.
Olah Tanah Sistem TOT (Tanpa Olah Tanah)
Merupakan
sistem pengolahan tanah minimum untuk mengurangi biaya, sehingga lebih efisien
dan tercapai tujuan konservasi lahan.
Pembukaan lahan (land clearing)
sebagai tahap awal penyiapan lahan dapat dilakukandengan dua cara utama yaitu
dengan cara manual membabat dan membakar (slash and burn) atau dengan cara
mekanis memakai alat-alat besar seperti buldozer.Sebelum melakukan pembukaan
lahan terlebih dahulu dilakukan identifikasi vegetasi yanada pada lahan
tersebut. Dari data yang ada maka dapat ditentukan apakan pembukaan
lahandilakukan secara manual, manual-mekanis atau secara mekanis saja..Dengan
cara manual lebih dahulu tanaman bawah dibabat baru kemudian
pohon-pohonditebang. Serasah tanaman dan batang-batang pohon kemudian dibiarkan
mengering dan pengeringan akan labih cepat bila dahan-dahan dan
ranting-ranting pohon dipotong-potong untuhdijual atau dimanfaatkan sebagai
kayu bakar, atau dipakai untuk keperluan lain seperti bangunan.Tunggul-tunggl
pohon biasanya dibiarkan dan tidak dicabut(http://www.scribd.com/
/Pembukaan-Lahan-Secara-Manual-Land-Clearing#)
Pembukaan lahan untuk perkebunan
dibagi kedalam dua tempat yaitu, pembukaan untuk hutan dan pembukaan untuk
alang-alang yang akan diuraikan sebagai berikut:
Pembukaan hutan
Pembukaan
hutan untuk perkebunan dapat dibagi menjadi 3 cara yaituØ
sistem mekanik, manual, dan khemis yang semuanya memiliki kekurangan dan
kelebihan.
Pembukaan alang-alang
Pembukaan alang-alang untuk
dijadikan sebagai lahan perkebunan akanØ lebih mudah diolah dari pada lahan
hutan, namun cara pengerjaannya juga sama dengan areal hutan yaitu secara
manual. Mekanik dan khemis.
Dalam pembukaan lahan untuk
perkebunan perlu dilakukan pencegahan erosi terlebih pada lahan/areal yang
miring (berombak, bergelombang atu berbukit), maka usaha-usaha dalam mencegah
erosi/kerusakan lahan yaitu:
a.
Penanaman secara kontur/garis tinggi
b.
Pembuatan teras yaitu dapat dengan teras individu dan teras kolektif.
c.
Penanaman tanaman penutup tanah, sangat penting untuk pencegahan erosi.
Pemilihan
cara pembukaan lahan yang tepat penting sekali karena pembukaan lahanmerupakan
awal dari pengembangan pertanian menetap di daerah-daerah baru. Keefektifan
suatu metode pembukaan sangat bergantung pada sifat-sifat tanah, vegetasi, dan
skala operasi(Alisadono, et al, 2006)
Metode
pembukaan lahan yang sebaiknya dilakukan adalah pembukaan lahantanpa bakar,
karena dengan cara membakar hutan dilarang oleh pemerintah dengandikeluarkannya
SK Dirjen Perkebunan No. 38 tahun 1995, tentang pelarangan membakar
hutan.Selain itu alasan menggunakan metode ini adalah:
1.Mempertahankan
kesuburan tanah
2.Menjamin
pengembalian unsur hara
3.Mencegah
erosi permukaan tanah dan
4.Membantu
pelestarian lingkungan
(http://www.scribd.com/
/Pembukaan-Lahan-Secara-Manual-Land-Clearing)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang diperlukan untuk
kegiatan ini meliputi : semprotan punggung, ember, gelas ukur, tali raffia,
herbisida (Round Up, Clean Up, Sun Up,Sida Up).
3.2 Cara Kerja
1. Membuat batas lahan dengan menggunakan talia raffia untuk menentukan areal yang kan ditebas atau disemprot. Pekerjaan penebasan semak belukar dilakukan 2 minggu sebelum penyemprotan. Adapun luas lahan yang digunakan untuk setiap kelompok adalah 15 m x 15 m.
2. Membuat larutan herbisida yang sesuai dengan dosis anjuran yang tertera pada wadah yang ada.
3. Adapun tahapan pembuatan larutan herbisida yaitu sebagi berikut yang pertama memasukan cairan herbisida sesuai takaran ke dalam alat semprot punggung selanjutnya memasukan air sedikit demi sedikit sambil terus diaduk hingga larutan merata.
4.Menyemprotkan larutan herbisida tersebut dengan menggunakan nozel setinggi permukaan semak/belukar.
5.Menyemprotkan larutan herbisida tersebut secara merata kesemua bagian tanaman semak atau belukar yang da pada arealyang telah ditentukan. Arah penyemprotan tidakboleh berlawanandengan arah angin.
3.2 Cara Kerja
1. Membuat batas lahan dengan menggunakan talia raffia untuk menentukan areal yang kan ditebas atau disemprot. Pekerjaan penebasan semak belukar dilakukan 2 minggu sebelum penyemprotan. Adapun luas lahan yang digunakan untuk setiap kelompok adalah 15 m x 15 m.
2. Membuat larutan herbisida yang sesuai dengan dosis anjuran yang tertera pada wadah yang ada.
3. Adapun tahapan pembuatan larutan herbisida yaitu sebagi berikut yang pertama memasukan cairan herbisida sesuai takaran ke dalam alat semprot punggung selanjutnya memasukan air sedikit demi sedikit sambil terus diaduk hingga larutan merata.
4.Menyemprotkan larutan herbisida tersebut dengan menggunakan nozel setinggi permukaan semak/belukar.
5.Menyemprotkan larutan herbisida tersebut secara merata kesemua bagian tanaman semak atau belukar yang da pada arealyang telah ditentukan. Arah penyemprotan tidakboleh berlawanandengan arah angin.
6.Mengusahakan
agar tekanan pompa tidakberlebihan
7.Menjaga
Jarak atau lebar semburan antara satu penyemprot dengan penyemprot lainnya agar
dijga tidak yang tertinggal.
8.
Memberi tanda pada saat pengisisan ulang tangki sprayer, untuk mencegah agar
ilalang tidak tersemprot atau tersemprot ulang.
9.
Melakukan pengulangan penyemprotan apabila turun hujan kurang dari 6 jam
setelah penyemprotan.
10. Melakukan penyemprotan kedua setelah 14-21 hari setelah penyemprotan pertama untuk lebih memastikan agar gulma benar-benar mati.
10. Melakukan penyemprotan kedua setelah 14-21 hari setelah penyemprotan pertama untuk lebih memastikan agar gulma benar-benar mati.
11. Membiarkan hasil penyemprotan sekitar wakti 1-2 minggu untuk dapat mengerjakan kegiatan berikutnnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Herbisida yang aktif Round-up, Sun up,
Jenis Gulma :
1. Ipomea Sp
2.Saccharum sponteneum
3.Cyperus Rotundus
4.Cyperus brevifolius
5.Paspalum conjugatum
6.Ottochloa nodosa
7.Euphorbia heterophylla
8.Mimosa invisa
9.Stachytarpeta indica
10.Mikania micrantha
11.Ageratum conyzoides
12.Crassocephalum crepidioides
13.Assystasia intrusa
14.Clidemia Hirta
16.Borreria alata
Gulma berdaun lebar 2 hari sebelum penyemprotan baru tampak gulma menguning.
Alang-alang 1 minggu setelah penyemprotan baru terlihat efek dari penyemprotan
4.2 Pembahasan
Dalam melakukan udaha perkebunan atau pertanian, yang pertana dilakukan adalah Pembukaan lahan . Pembukaan lahan adalah hal yang sangat penting dalam memulai budidaya semua jenis komoditi pada umumnya . Terlebih dahulu menentukan luas lahan yang akan digunakan setelah itu kami melakukan penebasan pada kayu dan semak-semak sedangkan untuk kayu-kayu yang besar tidak seluruhnya kami tebang, berhubung karena sebagian kayu dapat dipergunakan untuk membuat naungan tanaman, terlebih untuk tanaman kopi yang memang memerlukan naungan dalam pertumbuhannya, dan semua semak-semak dan hasil potongan kayu yang lainnya kami kumpulkan di sisi dari petakan lahan kami, dalam praktikum ini kami tidak melakukan pembakaran lahan, karena pembakaran tanah tidak baik dilakukan yaitu dapat membunuh organisme lainnya dan dapat menimbulkan kerusakan pada tanah.
Satu minggu setelah penebasan kami melakukan penyemprotan dengan menggunakan herbisida Roun up dengan takaran 4-5 l/1000 l air, dengan bahan aktif glifosat. Herbisida ini dalam bentuk cair yang bersifat sistemik yaitu herbisida yang cara kerjanya, sebelum bereaksi akan masuk kedalam jaringan tumbuhan terlebih dahulu. Tujuan penyemprotan satu minggu setelah penebasan adalah tunas baru daru gulma sudah mulai tumbuh
Cara
pembukaan lahan berbeda-beda yakni ada yang tanpa pengimasaan dan lain-lain.
Tanaman yang akan ditanaam adalah tanaman kakao, Dalam percobaan, pengaplikasian herbsida
dilakukan untuk memberantas gulma , sehingga mempermudah dalam pengolhan tanah
karena terbebas dari gangguan gulma. Terutama gulma yang berduri.
Gulma tidak akan mati langsung atau hasilnya Nampak
lansung ,tapi ditunggu prosesnya sambil terkena sinar matahari agar meatoblisme
tumbuhantetap jalan dala pemasakan makanannya, dalam pemasakan tersebut bahan
racun ikut terbaw ake jarngan tumbuhan sehingga dapat membunuh gulma. Pada saat
telah dilakukan penyemprotan gulma belum memberikan reaksi masih dalam keadaan
semula, hal ini disebabkan oleh herbisida tersebut belum masuk kedalam jaringan
tumbuhan tersebut, reaksi/ efek dari penyemprotan tersebut baru mulai terlihat
pada 2 hari setelah penyemprotan pada gulma berdaun lebar dan 1 minggu pada
gulma alang-alang.
Perbedaan
lamanya efek/ reaksi yang diberikan gulma terhadap penyemprotan dipengaruhi
oleh luasnya/panjangnya jaringan dari gulma tersebut. Pada gulma berdaun lebar
pada umumnya sistem perakarannya adalah dangkal sehingga herbisida akan lebih
cepat menjangkau seluruh jaringan dari pada gulma tersebut, sedangkan pada
gulma alang-alang memiliki sistem perakaran yang cukup dalam, ditambah dengan
rhizoma dari gulma yang dapat menyebar dengan luas, sehingga bahan aktif dari
herbisisda akan lebih lama untuk masuk kedalam jaringan gulma tersebut.
Herbsida yang
bersfat sistemik tidak akan membunuh gulma langsung , artinya ketika
disemprotkan, racun tidak bekerjja langsung. Tapi bekerja secara sistemik atau
perlahan masuk ke seluruh bagian jaringa gulma. Dan Herbisida yang kontak
adalah herbisda yang bersifat kontak, ketika herbisida disemprotkan , maka
bahan akan langsung bekerja untuk mematikan dan masuk kejaringan gulma
tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
.
Pada pembukaan lahan untuk tanaman perkebunan biasanya pengolahan lahan tanah cukup dilakukan pada lobang tanam saja. Kita perlu memperhatikan kemiringan lahan dalam penyemprotan agar tidak terjadi erosi. Herbsida yang bersfat sistemik tidak akan membunuh gulma langsung , artinya ketika disemprotkan, racun tidak bekerjja langsung. Tapi bekerja secara sistemik atau perlahan masuk ke seluruh bagian jaringa gulma. Dan Herbisida yang kontak adalah herbisda yang bersifat kontak, ketika herbisida disemprotkan , maka bahan akan langsung bekerja untuk mematikan dan masuk kejaringan gulma tersebut.. Bahan aktif glifosat yang terdapat pada racun Round Up, jenis ini merupakan jenis herbisisda yang sistemik . Raun ini berbahaya bagi makhluk hidup, terutama manusia.
Pada pembukaan lahan untuk tanaman perkebunan biasanya pengolahan lahan tanah cukup dilakukan pada lobang tanam saja. Kita perlu memperhatikan kemiringan lahan dalam penyemprotan agar tidak terjadi erosi. Herbsida yang bersfat sistemik tidak akan membunuh gulma langsung , artinya ketika disemprotkan, racun tidak bekerjja langsung. Tapi bekerja secara sistemik atau perlahan masuk ke seluruh bagian jaringa gulma. Dan Herbisida yang kontak adalah herbisda yang bersifat kontak, ketika herbisida disemprotkan , maka bahan akan langsung bekerja untuk mematikan dan masuk kejaringan gulma tersebut.. Bahan aktif glifosat yang terdapat pada racun Round Up, jenis ini merupakan jenis herbisisda yang sistemik . Raun ini berbahaya bagi makhluk hidup, terutama manusia.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
(http://www.scribd.com/ /Pembukaan-Lahan-Secara-Manual-Land-Clearing)
Prasetyo, dkk. 2012. Penuntun praktikum Budidaya Tanaman
Tahunan. Laboratorium Agronomi UNIB, Bengkulu.
Belum ada Komentar untuk "PERSIAPAN PEMBUKAAN AREAL TANAMAN PERKEBUNAN"
Posting Komentar
Catatan Untuk Para Jejaker